Sabtu, 14 Februari 2015

Enrico Fermi, ilmuwan di balik ledakan bom nuklir pertama

Teknologi nuklir digadang-gadang menjadi sumber energi utama dunia di masa depan. Meski terus digoncang isu-isu lingkungan terkait limbah radioaktif dan potensi kebocoran reaktor, pemanfaatan nuklir terus berkembang ke berbagai bidang, termasuk militer. Ternyata di balik kesuksesan tersebut terdapat seorang ilmuwan yang berulang tahun hari ini, 29 September. 
Ilmuwan fisika yang lahir hari ini 113 tahun yang lalu di Roma Italia, Enrico Fermi, adalah ilmuwan yang berhasil membuat rangkaian reaksi nuklir pertama yang stabil dan mempunyai potensi besar untuk dimanfaatkan. Pencapaian fantastis tersebut kerap disebut sebagai lahirnya energi nuklir.
Walaupun Fermi kemudian menjadi warga negara Amerika, ilmuwan Italia tersebut dianggap sebagai sosok pertama yang memimpin kebangkitan ilmuwan-ilmuwan Italia. Tetapi akibat ancaman Nazi yang mulai melanda Eropa, Fermi beserta keluarganya terpaksa meninggalkan Italia menuju Swedia kemudian Amerika setelah mendapatkan penghargaan Nobel di tahun 1938.
Penghargaan Nobel tersebut dihadiahkan pada Fermi berkat kerja kerasnya dalam penelitian seputar proses-proses reaksi nuklir. Setelah sampai di Amerika, Fermi meneruskan eksperimen fusi nuklirnya di Universitas Columbia.
Pada tanggal 2 Desember 1942, tim ilmuwan yang dipimpin oleh Fermi berhasil pemisahaan inti uranium menjadi dua bagian yang dapat menghasilkan energi dalam jumlah masif. Ironisnya, hasil kerja Fermi dimanfaatkan untuk kepentingan militer lewat pembuatan bom nuklir pertama yang diledakkan di pangkalan udara Alamogordo Amerika, pada tanggal 16 Juli 1945.
Hasil kerja keras dan penelitian lanjutan setelah Perang Dunia ke-2 menjadikan Fermi dikenal sebagai salah satu ilmuwan terbesar di abad 20. Ironisnya, Fermi meninggal pada tahun 1954 akibat penyakit kanker yang diduga terkait penelitian nuklirnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar