Rabu, 03 Desember 2014

SID Raih Penghargaan dari UPN Yogya

No Image Preview
No Image Preview
No Image Preview

SID Raih Penghargaan dari UPN Yogya


TEMPO.CO, Yogyakarta - Band rock asal Bali, Superman Is Dead atau biasa disingkat SID, mendapat penghargaan atas lagunya yang berjudul Jadilah Legenda di Yogyakarta, Sabtu, 14 Desember 2013.

Penghargaan yang bernama Widya Mwat Yasa atau Wimaya Award itu diberikan pihak Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta dalam perayaan Dies Natalis-nya tahun ini.

Melalui lagu yang menjadi andalan dalam album terbaru Sunset di Tanah Anarki itu, band beranggotakan Bobby Kool (gitar, vokal), Eka Rock (bas), dan Jerinx (drum) itu dinilai memberi inspirasi dengan membawa roh persatuan bagi publik.

"Kami merasa senang dengan penghargaan ini, apalagi dari kalangan akademisi yang memberikan," kata pentolan SID, Jerinx, saat ditemui Tempo di distro miliknya, Rumble Royal, Jalan Wates, Yogyakarta, Sabtu petang, 14 Desember 2013.

Pria bernama asli I Gede Ari Astina itu menuturkan, lagu Jadilah Legenda diciptakan karena miris dengan carut-marut negeri yang terus dirundung persoalan, khususnya kasus korupsi dan lemahnya penegakan hukum, ini.

"Akibat korupsi, semua bidang sulit berkembang dan maju. Kepercayaan pada lembaga negara makin hilang," kata dia. Lunturnya kepercayaan itu dikhawatirkan berdampak makin rentan hilangnya semangat untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Khususnya di kalangan generasi muda.

Misalnya, dalam sepenggal lirik lagu itu yang berbunyi: "Walau dihancurkan disakiti kau tetap berdiri di sini, untuk indonesia jadilah legenda." (Baca: Superman Is Dead Rilis Album Baru)

Jerinx mengakui sengaja datang untuk menerima penghargaan ini. Padahal band yang berdiri sejak 1995 silam itu selama ini dikenal risih dengan seremonial penghargaan. Mereka jarang datang jika diundang, termasuk penghargaan seperti Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards.

"Award dari akademisi ini menurut kami kehormatannya beda dan bebas konspirasi dan kepentingan industri, jadi kami datangi dan terima dengan senang," kata Jerink. "Kami tidak menolak penghargaan dari siapa pun. Tapi, untuk datang, lihat dulu siapa yang undang, he-he."

PRIBADI WICAKSONO
Berita dan Foto SID diambil dari : http://www.tempo.co/read/news/2013/12/15/112537560/Superman-Is-Dead-Raih-Penghargaan-dari-UPN-Yogya
Foto Penghargaan diambil dari twitter @SID_Official
Foto berita koran dari Kedaulatan Rakyat Yogyakarta tanggal 16 Desember 2013.- Thanks Mr. Athonk Sapto Raharjo (simpan foto dgn klik kanan untuk membacanya)

SID Nominasi Kategori Duo Grup Rockdi AMI Awards

No Image Preview
No Image Preview
No Image Preview

SID Nominasi Kategori Duo Grup Rockdi AMI Awards


Metrotvnews.com, Jakarta: Sebanyak 47 kategori nominasi akan diperebutkan dalam ajang Anugerah Musik Indonesia, 19 Juni 2014, di The Kasablanka, Mall Kota Kasablanka. Berikut daftar lengkap kategori tersebut.



Bidang Pop dan Urban
1. Kategori Artis Solo Wanita Pop: Andien, Astrid, Bunga Citra Lestari, Fatin, Raisa, Syahrini.
2. Kategori Artis Solo Pria Pop: Afgan, Iwan Fals, Cakra Khan, Marcell, Vidi Aldiano.
3. Kategori Duo/Grup: 3 Composer, D'Massiv, Duo Maia, Geisha, Samsons.
4. Kategori Artis Solo Wanita Urban: Citra Scholastika, Matthew Sayersz, Rieka Roeslan, Sherina, Tasya Tania.
5. Kategori Duo Grup Urban: Bonita & The Hus Band, Ecoutez, Maliq & D'Essentials, Pandai Besi, Soulvibe, The Groove
6. Kategori Kolaborasi Pop/Urban: Bebi Romeo feat. Rossa, Citra Sholastika feat. Piyu, Judika feat. Dumma, Piyu feat. The Frontmen, Sherina feat. Vidi Aldiano, The Rain feat. Endang Soekamti.
7. Kategori Grup Vokal Pop/Urban: 7Icons, Cherrybelle, Coboy Jr, JKT 48, Project Pop, Raihan.
8. Kategori Pencipta Lagu Pop/Urban: Bemby dan Mario & Shafick, Bemby Noor, Ade Govinda, Muhammad Fredy Harahap, Roby Geisha, Piyu.
9. Kategori Produser Musik Pop/Urban: Irwan Simanjuntak, Takaeda, Noey, Piyu, Astonk Andoko dan Ramadhan Handyanto.
10. Kategori Album Pop/Urban: Live to Love, Love to Live (Afgan), Cakra Khan (Cakra Khan), For You (Fatin), Mencari Cinta (Judika), Heart to Heart (Raisa). Bidang Rock & Metal
11. Kategori Artis Solo Wanita/Pria Rock: Adie Asturo, Beta, Budi Cilok, Roy Jecovox, Sang Alang
12. Kategori Duo/Grup Rock: Andra & The Backbone, Dynamic Blues, Gugun Blues Shelter, SID, Superglad, The Fly.
13. Kategori Duo/Grup Metal: Boy Bandit, Down For Life, Inlander, Trendhill.
14. Kategori Album Rock/Metal: Victory (Andra & The Backbone), Artis Karbitan (Boy Bandit), Gugun Blues Shelter (Gugun Blues Shelter), The Moon (Roy Jecovox), Berandalan Ibu Kota (Superglad).
Bidang Jazz/Jazz Instrumental
16. Kategori Penampil Duo/Grup Jazz Vokal Terbaik: Fussion Stuff, Gustu Brahmana, Ligro, Perspektif, Simak Dialog.
17. Kategori Album Jazz Vokal & Instrumentalia: Journey (Boby Limijaya), Potret Kasih (Diah Iskandar), Fussian Stuff (Fussian Stuff), Gustu Brahmana (Gustu Brahmana), Something Unusual (Krisna Balagita), Simak Dialog (Simak Dialog).
Bidang Keroncong/Keroncong Kontemporer
18. Kategori Penampil Solo, Duo/Grup Keroncong: Dian Mita, Iis Fersida Emping, James Chu & Waljinah, Ratna Listy, Sinten Remen, Ubiet dkk.
19. Kategori Pencipta Lagu Keroncong: Koko Thole, Budi Luthrock, Ariyatna Rusmana.
20. Kategori Produser/Penata Musik Keroncong: Pesona Jiwa, Budi Luthrock, James Chu, O.K Pranaswara, Ubiet dkk.
21. Kategori Album Keroncong/Kontemporer: Keroncong Asli Ratna Listy (Ratna listy), Keroncong Nova (James Chu & Waljinah), Omdo (Sinten Remen), New Kr. Modern (Iis Fersida Emping), Keroncong Payung Fantasi (Safitri), Kr. Kemayoran (Ubiet dkk).
Bidang Dangdut
22. Kategori Artis Solo Wanita/Pria Dangdut: Amriz Arifin, Hendri Lamiri, Ikke Nurjanah, Kristina, Ratna Anjani.
23. Kategori Artis Solo Wanita Dangdut Kontemporer: Ayu Ting-Ting, Juwita Bahar, Melinda, Novi Ayla, Ria Amelia.
24. Kategori Artis Solo Pria Dangdut Kontemporer: Adibal Sahrul, Beniqno, Den Fajar, Denny Cagur, Nassar, Tegar.
25. Kategori Duo/Grup Dangdut: Berakatak & Kania, Orkestik, Orkestik feat. Novi Ayla, Sherly Mey feat. Adibal Sahrul, Srigala.
26. Kategori Artis Solo, Duo/Grup Dangdut Melayu: Amriz Arifin, Beniqno & Vivien, Cut Niken.
27. Kategori Pencipta Lagu Dangdut: Tengku Shafick, Edi Nuansa, ConQ & Debios Ikola, Adibak Sahrul, Dwn Fajar.
28. Kategori Produser Musik Dangdut: Tengku Shafick, Gema, ConQ, Mara Karma, Iskandar.
Bidang Lagu Anak-Anak
29. Kategori Artis perempuan: Dian (Kupu-kupu), Embun Tabina (Dunia Kecil), Kanya (Melati Suci), Rumah Amalia (Rumah Amalia, Rumah Cinta Kami), Woro (Walang Kekek).
30. Artis Solo Laki-Laki Anak-Anak: Ari (Ayah), Rafi (Doo be Doo), Satria (Sahabat Sejati), Sensen (Apanya Dong), Tegar (Aku yang Dulu Buka yang Sekarang).
31. Kategori Duo/Grup Anak-Anak: Boy Sopranos, CJR, Lollipop, Lollipop, Suara Anak Bumi, Super 7.
32. Kategori Pencipta Lagu Anak-Anak: Patrick Effendy, Jimmy Yulianto, Iyya, Erwin Gutawa & Gita Gutawa, Paul T-Five, Ratna Kill.
33. Kategori Produser Musik Anak: Erwin Gutawa, Smaradhana, Jimmy Yulianto, Opie Andaresta, Paul T-Five, Indra Firzy.
34.Kategori Album Anak-Anak: CJR (Coboy Jr), Bersama Meraih Mimpi (Super 7), Lollipop (Lollipop), Rumah Cinta Kami (Rumah Amalia), Suara Anak Bumi (Suara Anak Bumi).
Bidang Karya Produksi
35. Kategori Lintas Bidang: -/DeMajors (Endah n Rhesa), Fals Record (Iwan Fals), Organic Records (Maliq & D'Essentials, Sinten Remen (Sinten Remen).
36. Kategori Rhythm n Blues/Soul: Tohpati & Yonathan Nugroho/Trinity Optima Pro (Afgan), Kemala Ayu (Kemala Ayu), -/Multiswara (Pay ft. Vanya & Irang), Solid Record (Raisa).
37. Kategori Karya Produksi Rap/Hip Hop: -/De Majors (Skubyb), DBC Records (Jupiter & Vee), Pit Music (Neo ft. Ikmal Tobing), Ayo Records (Soul ID dan Yacko).
38. Kategori Karya Produksi Reggae: Renhat Pantro (Gangstrarasta), Galang Pres (Ras Muhammad), De Majors (Shaggydog).
39. Kategori Karya Produksi Dance: Catz Records (Bexxa), Ayo Records (DJ Yasmin dan Soul ID), Raya Jaya Kreasindo (Krisdayanti), PT. Universal Music Indonesia (Regina).
40. Kategori Karya Produksi Kolaborasi: Mega Music (Bebi Romeo ft. Rossa), Seven Musix (BLP ft. Glenn Fredly), Hits Record (Citra Scholastika ft. Piyu), Mencari Cinta (Judika ft. Duma), Trinity Optima Production (Sherina ft. Vidi Aldiano).
41. Kategori Original Sountrack Film: Mizan Production (Cut Niken, Negeri Laskar Pelangi), MD Music (Mahirs, Ratuku), Musica (Nidji, Sumpah & Cinta Matiku, Diatas Awan), Seven Misic (Rumah Amalia, Rumah Cinta Kami), Sony Music Indonesia (Upin Ipin, Sahabat Selamanya).
42. Kategori Grup Vokal: Keci Music (7Icon), Catz Records (Bexxa dan Cherrybelle), Seven Music (CJR), River (JKT48), RPM (Project Pop).
43. Kategori Lagu Berbahasa Daerah: Jumbo Record (Amriz Arifin), IMC (Didi Kempot), RAPro (Rama Aiphama), Minang Records (Ria Amelia), DeMajors (White Shoes and The Couples Company).
44. Kategori Karya Produksi Instrumentalia: DeMajors (Andy Owen, Krisna Belagita, Ligro, Tohpati), Akurama (Hendri Lamiri).
45. Kategori Produser Album Rekaman: Trinity Optima Production, Gut Records, Hits Records, Sony Music Indonesia, Solid Records.
46. Kategori Grafis Desainer: Emir Hakim (Anak-Anak Darr), Stark Studio (St. 12), Helly KKK (SID),
Bebe I (Caus), Berlian Panjaitan (Sherina).
47. Kategori Peramu Rekaman Terbaik: Sumantri (Raisa, Bye-Bye), Pay/Nico (BCL, Jangan Gila), Eko Sulistyo (Anak-Anak Darr, Jangan Remehkan), Radith (Inlander, Protokol), Eko Sulistyo (Sherina, Sebelum Selamanya).

Diambil dari : http://showbiz.metrotvnews.com/read/2014/05/31/247534/daftar-nominasi-ami-awards-2014

SID Grup Rock Terbaik

No Image Preview
No Image Preview
No Image Preview

SID Grup Rock Terbaik


Metrotvnews.com, Jakarta: Superman Is Dead (SID) mendapat kehormatan dinobatkan sebagai Grup Rock Terbaik dalam ajang Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards 2014, yang digelar di The Kasablanka, Jakarta Selatan, Kamis (20/6)/2014.

Meski sebelumnya SID mengaku tidak berharap banyak dalam ajang tahunan ini, nyatanya trio punk rock asal Bali itu berhasil menyisihkan lima lawan beratnya, yaitu Andra & The Backbone, Dynamic Blues, Gugun Blues Shelter, Superglad, dan The Fly.

I Gede Ari Astina yang dikenal dengan nama Jerinx, I Made Putra Budi Sartika atau Bobby Kool, dan I Made Eka Arsana alias Eka Rock, sukses menutup kemenagan di ajang yang sudah digelar 17 kali itu dengan membawakan lagu 'Jadilah Legenda', bersama penyanyi jebolan Indonesian Idol 2014, Virzha.

Usai menerima penghargaan, di hadapan awak media Jerinx, Bobby Kool, dan Eka Rock, tidak banyak bicara mengenai kemenangannya. Jerinx justru banyak bercerita mengenai misi SID untuk menolak wacana reklamasi Teluk Benoa yang sedang santer diperbincangkan.

Berita sebelumnya di Metrotvnews.com: Metrotvnews.com, Jakarta: Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards 2014 digelar beberapa jam lagi. Superman Is Dead (SID), terlihat memasuki venue yang berlokasi di The Kasablanka, Jakarta Selatan, Kamis (19/6/2014) petang.

Kehadiran trio punk rock asal Pulau Dewata ini kian meramaikan gelaran ajang penghargaan musik bagi musisi Tanah Air. Penggebuk drum SID, I Gede Ari Astina yang akrab disapa Jerinx, mengungkapkan, mereka memiliki misi yang lebih penting untuk disampaikan daripada mengejar penghargaan semata.

"Enggak ada harapan terlalu tinggi (untuk memperoleh penghargaan AMI Awards, Red). Kalau dapat bagus, kalau enggak juga enggak apa-apa. Yang penting kita menyampaikan pesan di atas panggung," ujar Jerinx, singkat.

Untuk diketahui, SID masuk dalam nominasi kategori Duo/Grup Rock Terbaik, bersaing dengan lima band lain, yaitu Andra & The Backbone, Dynamic Blues, Gugun Blues Shelter, Superglad, dan The Fly.

Perhelatan AMI Awards tahun ini terasa spesial karena bertepatan dengan perayaan ke-17 tahun. Daftar nominasinya pun cukup banyak. Mencakup 48 kategori dan tiga kategori khusus. Kategori tersebut dibagi menjadi bidang pop dan urban, bidang rock dan metal, bidang jazz dan istrumental, bidang keroncong dan keroncong kontemporer langgam, stambul, bidang dangdut, bidang lagu anak-anak, bidang karya produksi, bidang penunjang produksi, serta bidang umum.

Menurut jadwal, acara penghargaan bergengsi ini akan dimulai pukul 21.00 WIB.

Photo dan berita diambil dari : http://showbiz.metrotvnews.com

ProFiL PerSoniL SuPerMan iS DeaD

1. Bobby Kool (Lead Vocal & Guitar)



I Made Budi Sartika atau yang biasa di panggil "Bobby Kool" lahir di Denpasar Bali tanggal 8 September 1977. Bobby Kool menyukai anjing, dia juga seorang desain grafis, menyelesaikan kuliahnya Sastra Inggris di Universitas Warmadewa Denpasar, Bobby Kool memiliki distro atau brand Electrohell



2. Eka Rock


I Made Eka Arsana atau lebih di kenal dengan nama Eka Rock, lahir di Negara tanggal 8 Februari 1975. Menyelesaikan kuliahnya di Universitas Udayana fakultas Sastra Inggris. Eka Rock tergila gila dengan dunia photography dan dunia IT, terutama dalam programming web. Dialah yang mendesain dan membuat situs resmi SID.



3. Jerinx (Jrx)


I Gde Ary Astina atau biasa dipanggil Jerinx, lahir di Kuta tanggal 10 Februari 1977. Jerinx menyelesaikan kuliahnya di Undiknas Denpasar Fakultas Ekonomi. Jrx adalah pecandu hairwax, juga seorang surfer. Pemilik Twice Bar dan Twice Tattoo Studio ini memiliki brand Rumble.

profil bobby koll SID

 
Nama lengkap: I Made Putra Budi Sartika
Nama panggilan: Bobby Kool
Tempat tanggal lahir: Denpasar, 8 September 1977
Agama: -
Pekerjaan: Vokalis SID
Akun Twitter: @BOBBYBIKUL
Website: -
Info tambahan:
Bobby Kool memiliki nama asli  I Made Putra Budi Sartika. Ia adalah lead vokal serta gitaris di band Superman Is Dead. Sama seperti personel SID lain, Bobby juga tampil dengan style garang dengan banyak tato. Bobby adalah seorang sarjana sastra Inggris dari Universitas Warmadewa, Bali. Selain bermusik ia juga memiliki ketrampilan design. Ia sempat bekerja sebagai designer majalah kartun di Bali
Bobby juga dikenal memiliki hobby sepeda. Ia bahkan sempat merakit sebuah sepeda dari rongsokan sepeda yang sudah rusak dan tidak terpakai.

seni tato dari suku dayak yang mempesona

seni tato dari suku dayak yang mempesona







  • tatoSelain daun telinga yang panjang, tradisi suku Dayak lainnya adalah tato. Wanita Dayak yang berumur diatas 40 tahun rata-rata memiliki tato di sekujur lengan dan kakinya. Bagi kaum perempuan, keberadaan tato di tubuh mereka menunjukkan mereka adalah anggota keluarga bangsawan. Orang-orang Dayak Kenyah, Bahau, Iban, dan Kayan memiliki tato, sedangkan kelompok-kelompok Dayak lainnya tidak mengikuti praktik ini.
    Motif-motif untuk kaum perempuan Kenyah meliputi rantai-rantai anjing, motif-motif perang, tanduk-tanduk binatang di bagian lengan dan paha, dam motif-motif lingkaran di betis atau pergelangan kaki. Tato-tato pada suku Dayak Kenyah adalah tanda kedewasaan, sementara bagi kaum laki-laki tato merupakan tanda bahwa mereka sudah menjelajahi negeri orang dan telah melakukan sesuatu yang luar biasa, seperti membunuh musuh dalam peperangan.
    Senada dengan penjelasan di atas, M. Sjaifullah dan Try Harijono dalam artikelnya di Kompas, 22 Oktober 2004 yang berjudul “Makna Tato bagi Masyarakat Dayak” mengatakan bahwa tato bagi sebagian masyarakat etnis Dayak merupakan bagian dari tradisi, religi, status sosial seseorang dalam masyarakat, serta bisa pula sebagai bentuk penghargaan suku terhadap kemampuan seseorang. Karena itulah, tato bagi masyarakat Dayak tidak dapat dibuat sembarangan. Meski demikian, secara religi tato memiliki makna sama dalam masyarakat Dayak, yakni sebagai “obor” dalam perjalanan seseorang menuju alam keabadian, setelah kematian. Karena itu, jumlah tato yang semakin banyak menunjukkan semakin banyaknya “obor” yang akan menerangi perjalanan seseorang ke alam keabadian namun yang perlu diperhatikan di sini adalah pembuatan tato juga tidak bisa dibuat sebanyak-banyaknya secara sembarangan, karena harus memenuhi aturan adat.
    tato1tato2Baik tato pada lelaki maupun perempuan, secara tradisional dibuat menggunakan duri buah jeruk yang panjang dan lambat-laun kemudian menggunakan beberapa buah jarum sekaligus15. Yang tidak berubah adalah bahan pembuatan tato yang biasanya menggunakan jelaga dari periuk yang berwarna hitam. Inilah yang membuat tato Dayak berbeda dengan tato-tato lainnya yang kerap menggunakan berbagai warna untuk alasan keindahan.
    Namun sayangnya nilai tato Dayak yang tadinya begitu luhur, yaitu menggambarkan “obor” yang akan menerangi jalan si empunya menuju alam keabadian, kini telah bergeser nilainya. Kini, tato Dayak tak lebih hanya dianggap sebagai lambang untuhgagah- gagahan, terutama bagi kalangan generasi mudanya. Anggapan tato sebagai simbol kegagahan ini serupa dengan anggapan masyarakat luar Dayak, tato biasa diidentikkan dengan preman-preman yang dapat dikatakan gagah. Anggapan inilah yang kemudian merasuk ke dalam pemuda-pemudi Dayak, melalui suatu proses globalisasi. Globalisasi telah membuat nilai Tato Dayak bergeser menjadi tato untuk gagah -gagahan dan kekerasan semata.
    tato3tato4Hanya beberapa orang tua di desa itu saja yang masih menaruh perhatian, seraya berpendapat bahwa modernisasi telah melemahkan aspek kebudayaan tradisional yang satu ini16. Menanggapi hal ini, Laurensius Ding Lie, yang menyebut dirinya pembuat Art Tatoo Dayak di Kampung Long Bagun Ilir, menyatakan keprihatinannya. Ia prihatin dengan citra tato yang identik dengan kekerasan. Apalagi belakangan ini semakin banyak warga non-Dayak yang meminta untuk ditato Dayak, tanpa mengetahui esensi sebenarnya dari tato Dayak tersebut. Inilah yang sangat disayangkan, ketika nilai budaya dari suatu kebudayaan hilang dan tergantikan oleh nilai lain yang dapat dikatakan melenceng dari nilai aslinya karena proses modernisasi dan globalisasi.

    eni tato dari suku dayak yang mempesona







  • tatoSelain daun telinga yang panjang, tradisi suku Dayak lainnya adalah tato. Wanita Dayak yang berumur diatas 40 tahun rata-rata memiliki tato di sekujur lengan dan kakinya. Bagi kaum perempuan, keberadaan tato di tubuh mereka menunjukkan mereka adalah anggota keluarga bangsawan. Orang-orang Dayak Kenyah, Bahau, Iban, dan Kayan memiliki tato, sedangkan kelompok-kelompok Dayak lainnya tidak mengikuti praktik ini.
    Motif-motif untuk kaum perempuan Kenyah meliputi rantai-rantai anjing, motif-motif perang, tanduk-tanduk binatang di bagian lengan dan paha, dam motif-motif lingkaran di betis atau pergelangan kaki. Tato-tato pada suku Dayak Kenyah adalah tanda kedewasaan, sementara bagi kaum laki-laki tato merupakan tanda bahwa mereka sudah menjelajahi negeri orang dan telah melakukan sesuatu yang luar biasa, seperti membunuh musuh dalam peperangan.
    Senada dengan penjelasan di atas, M. Sjaifullah dan Try Harijono dalam artikelnya di Kompas, 22 Oktober 2004 yang berjudul “Makna Tato bagi Masyarakat Dayak” mengatakan bahwa tato bagi sebagian masyarakat etnis Dayak merupakan bagian dari tradisi, religi, status sosial seseorang dalam masyarakat, serta bisa pula sebagai bentuk penghargaan suku terhadap kemampuan seseorang. Karena itulah, tato bagi masyarakat Dayak tidak dapat dibuat sembarangan. Meski demikian, secara religi tato memiliki makna sama dalam masyarakat Dayak, yakni sebagai “obor” dalam perjalanan seseorang menuju alam keabadian, setelah kematian. Karena itu, jumlah tato yang semakin banyak menunjukkan semakin banyaknya “obor” yang akan menerangi perjalanan seseorang ke alam keabadian namun yang perlu diperhatikan di sini adalah pembuatan tato juga tidak bisa dibuat sebanyak-banyaknya secara sembarangan, karena harus memenuhi aturan adat.
    tato1tato2Baik tato pada lelaki maupun perempuan, secara tradisional dibuat menggunakan duri buah jeruk yang panjang dan lambat-laun kemudian menggunakan beberapa buah jarum sekaligus15. Yang tidak berubah adalah bahan pembuatan tato yang biasanya menggunakan jelaga dari periuk yang berwarna hitam. Inilah yang membuat tato Dayak berbeda dengan tato-tato lainnya yang kerap menggunakan berbagai warna untuk alasan keindahan.
    Namun sayangnya nilai tato Dayak yang tadinya begitu luhur, yaitu menggambarkan “obor” yang akan menerangi jalan si empunya menuju alam keabadian, kini telah bergeser nilainya. Kini, tato Dayak tak lebih hanya dianggap sebagai lambang untuhgagah- gagahan, terutama bagi kalangan generasi mudanya. Anggapan tato sebagai simbol kegagahan ini serupa dengan anggapan masyarakat luar Dayak, tato biasa diidentikkan dengan preman-preman yang dapat dikatakan gagah. Anggapan inilah yang kemudian merasuk ke dalam pemuda-pemudi Dayak, melalui suatu proses globalisasi. Globalisasi telah membuat nilai Tato Dayak bergeser menjadi tato untuk gagah -gagahan dan kekerasan semata.
    tato3tato4Hanya beberapa orang tua di desa itu saja yang masih menaruh perhatian, seraya berpendapat bahwa modernisasi telah melemahkan aspek kebudayaan tradisional yang satu ini16. Menanggapi hal ini, Laurensius Ding Lie, yang menyebut dirinya pembuat Art Tatoo Dayak di Kampung Long Bagun Ilir, menyatakan keprihatinannya. Ia prihatin dengan citra tato yang identik dengan kekerasan. Apalagi belakangan ini semakin banyak warga non-Dayak yang meminta untuk ditato Dayak, tanpa mengetahui esensi sebenarnya dari tato Dayak tersebut. Inilah yang sangat disayangkan, ketika nilai budaya dari suatu kebudayaan hilang dan tergantikan oleh nilai lain yang dapat dikatakan melenceng dari nilai aslinya karena proses modernisasi dan globalisasi.