seni tato dari suku dayak yang mempesona
Motif-motif
untuk kaum perempuan Kenyah meliputi rantai-rantai anjing,
motif-motif perang, tanduk-tanduk binatang di bagian lengan dan paha,
dam motif-motif lingkaran di betis atau pergelangan kaki. Tato-tato
pada suku Dayak Kenyah adalah tanda kedewasaan, sementara bagi kaum
laki-laki tato merupakan tanda bahwa mereka sudah menjelajahi negeri
orang dan telah melakukan sesuatu yang luar biasa, seperti membunuh
musuh dalam peperangan.
Senada
dengan penjelasan di atas, M. Sjaifullah dan Try Harijono dalam
artikelnya di Kompas, 22 Oktober 2004 yang berjudul “Makna Tato bagi
Masyarakat Dayak” mengatakan bahwa tato bagi sebagian masyarakat etnis
Dayak merupakan bagian dari tradisi, religi, status sosial seseorang
dalam masyarakat, serta bisa pula sebagai bentuk penghargaan suku
terhadap kemampuan seseorang. Karena itulah, tato bagi masyarakat
Dayak tidak dapat dibuat sembarangan. Meski demikian, secara religi
tato memiliki makna sama dalam masyarakat Dayak, yakni sebagai “obor”
dalam perjalanan seseorang menuju alam keabadian, setelah kematian.
Karena itu, jumlah tato yang semakin banyak menunjukkan semakin
banyaknya “obor” yang akan menerangi perjalanan seseorang ke alam
keabadian namun yang perlu diperhatikan di sini adalah pembuatan tato
juga tidak bisa dibuat sebanyak-banyaknya secara sembarangan, karena
harus memenuhi aturan adat.
Namun
sayangnya nilai tato Dayak yang tadinya begitu luhur, yaitu
menggambarkan “obor” yang akan menerangi jalan si empunya menuju alam
keabadian, kini telah bergeser nilainya. Kini, tato Dayak tak lebih
hanya dianggap sebagai lambang untuhgagah- gagahan, terutama bagi
kalangan generasi mudanya. Anggapan tato sebagai simbol kegagahan ini
serupa dengan anggapan masyarakat luar Dayak, tato biasa diidentikkan
dengan preman-preman yang dapat dikatakan gagah. Anggapan inilah yang
kemudian merasuk ke dalam pemuda-pemudi Dayak, melalui suatu proses
globalisasi. Globalisasi telah membuat nilai Tato Dayak bergeser
menjadi tato untuk gagah -gagahan dan kekerasan semata.
eni tato dari suku dayak yang mempesona
Motif-motif
untuk kaum perempuan Kenyah meliputi rantai-rantai anjing,
motif-motif perang, tanduk-tanduk binatang di bagian lengan dan paha,
dam motif-motif lingkaran di betis atau pergelangan kaki. Tato-tato
pada suku Dayak Kenyah adalah tanda kedewasaan, sementara bagi kaum
laki-laki tato merupakan tanda bahwa mereka sudah menjelajahi negeri
orang dan telah melakukan sesuatu yang luar biasa, seperti membunuh
musuh dalam peperangan.
Senada
dengan penjelasan di atas, M. Sjaifullah dan Try Harijono dalam
artikelnya di Kompas, 22 Oktober 2004 yang berjudul “Makna Tato bagi
Masyarakat Dayak” mengatakan bahwa tato bagi sebagian masyarakat etnis
Dayak merupakan bagian dari tradisi, religi, status sosial seseorang
dalam masyarakat, serta bisa pula sebagai bentuk penghargaan suku
terhadap kemampuan seseorang. Karena itulah, tato bagi masyarakat
Dayak tidak dapat dibuat sembarangan. Meski demikian, secara religi
tato memiliki makna sama dalam masyarakat Dayak, yakni sebagai “obor”
dalam perjalanan seseorang menuju alam keabadian, setelah kematian.
Karena itu, jumlah tato yang semakin banyak menunjukkan semakin
banyaknya “obor” yang akan menerangi perjalanan seseorang ke alam
keabadian namun yang perlu diperhatikan di sini adalah pembuatan tato
juga tidak bisa dibuat sebanyak-banyaknya secara sembarangan, karena
harus memenuhi aturan adat.
Namun
sayangnya nilai tato Dayak yang tadinya begitu luhur, yaitu
menggambarkan “obor” yang akan menerangi jalan si empunya menuju alam
keabadian, kini telah bergeser nilainya. Kini, tato Dayak tak lebih
hanya dianggap sebagai lambang untuhgagah- gagahan, terutama bagi
kalangan generasi mudanya. Anggapan tato sebagai simbol kegagahan ini
serupa dengan anggapan masyarakat luar Dayak, tato biasa diidentikkan
dengan preman-preman yang dapat dikatakan gagah. Anggapan inilah yang
kemudian merasuk ke dalam pemuda-pemudi Dayak, melalui suatu proses
globalisasi. Globalisasi telah membuat nilai Tato Dayak bergeser
menjadi tato untuk gagah -gagahan dan kekerasan semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar