Kamis, 19 Februari 2015

10 Fakta Unik Tahun Baru Imlek di Daratan China

Tahun Baru Imlek 2014/cnn.comJAKARTA—Sebagai salah satu perayaan terpenting bagi etnis Tionghoa di seluruh dunia, Tahun Baru Imlek selalu dinanti kedatangannya setiap tahun karena dianggap sebagai perlambang terbukanya harapan baru untuk kehidupan yang lebih baik.
Menariknya, perayaan Tahun Baru Imlek memiliki beberapa perbedaan di daratan China, daerah asal etnis Tionghoa. Untuk mengetahui perbedaan-perbedaan tersebut, di bawah ini  menyajikan sepuluh faktanya.
1. Festival musim semi
Meskipun sama-sama merayakan euforianya selama 15 hari, namun masyarakat China daratan tidak pernah menyebutnya sebagai Tahun Baru Imlek, melainkan dengan sebutan Festival Musim Semi. Hal ini dikarenakan masyarakat China beranggapan tahun baru membawa semangat musim semi yang identik dengan kembali bermekarnya kehidupan, di mana diharapkan membawa harapan baru untuk hidup yang lebih baik.
2. Tradisi mudik
Sama halnya dengan Hari Raya Idul Fitri yang menjadi momen mudik terbesar bagi masyarakat Indonesia, begitupun masyarakat China yang berbondong-bondong memanfaatkan libur Tahun Baru Imlek untuk pulang ke kampung halaman. Berbagai sarana transportasi akan dipenuh oleh penumpang sejak beberapa hari sebelum dan sesudah perayaan Tahun Baru Imlek. Diperkirakan tahun ini akan terjadi 3,6 miliar kali perjalanan individu yang dilakukan oleh warga China selama perayaan Tahun Baru Imlek.
3. 15 hari penuh festival
Sepanjang 15 hari perayaan Tahun Baru Imlek, akan terdapat beragam festival dihelat di seantero China, baik di kota besar maupun di daerah. Beberapa festival yang terkenal adalah festival lampion dan festival pacuan kuda. Selain itu, di sela-selanya juga akan terdapat banyak pasar dadakan yang menjual aneka rupa barang, dan terkadang didalamnya dijual barang-barang langka yang sayang untuk tidak dibeli.
4. Bermekarnya mitos
Terdengar berlebihan memang, namun faktanya banyak mitos bermunculan sepanjang perayaan Tahun Baru Imlek yang pantang untuk dilanggar. Salah satu contohnya adalah larangan untuk bersih-bersih di hari pertama karena dianggap akan mengusir rezeki yang datang. Di hari kedua sangat dianjurkan untuk berkumpul dengan keluarga, dan jika telah menikah, maka lebih diutamakan untuk berkumpul dengan keluarga mertua, umumnya di keluarga pihak wanita. Sedangkan di hari ketiga adalah hari dimana dianjurkan untuk mempererat tali silahturahmi dengan teman dan keluarga besar.
5. Menyewa pria sebagai kekasih wanita
Ini adalah tren yang mulai marak belakangan ini, ketika banyak wanita lajang di China tidak ingin ambil pusing dengan tuntutan keluarganya mengenai kehidupan asmaranya. Para wanita di kota-kota besar, seperti di Shanghai dan Beijing, dapat dengan mudah menyewa pria dengan rahasia yang terjamin. Para pria yang disewakan ini bertugas hanya sebagai pendamping wanita ketika berkumpul dengan keluarga di hari kedua atau ketiga perayaan Tahun Baru Imlek. Hal ini berkaitan pula dengan mitos bahwa wanita berusia matang yang masih melajang di Tahun Baru Imlek akan mendapat kesulitan rezeki di sepanjang tahun baru tersebut.
6. Bermain kata
Karakter huruf mandarin yang populer dipajang selama perayaan Tahun Baru Imlek adalah karakter 'fu', di mana memiliki arti sebagai keberuntungan. Uniknya, karakter tersebut justru dibalik saat memasangnya sehingga berubah makna menjadi kata 'dao' yang bermakna kedatangan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaring keberuntungan yang datang melimpah selama perayaan tersebut.
7. Semarak kembang api
Jika di perayaan tahun baru moderen, menyalakan kembang api lebih kepada atribut penyemarak, berbeda dengan di China yang memiliki makna filosofis di baliknya. Konon menurut legenda China, kembang api sengaja dinyalakan bersama dengan petasan pada perayaan Tahun Baru Imlek untuk menakut-nakuti monster yang membawa energi buruk. Konon di masa lalu, terdapat monter pembawa energi buruk bernama Nian yang akan pergi menjauh ketika mendengar suara berisik dari letusan kembang api dan petasan.
8. Pentingnya pakaian dalam berwarna merah
Mengenakan pakaian dalam berwarna merah saat perayaan Tahun Baru Imlek adalah hal yang sangat dianjurkan karena bermakna sebagai penolak bala. Terlebih bagi mereka yang berulang tahun tepat saat perayaan Taun Baru Imlek, maka mereka diwajibkan untuk mengenakan pakaian dalam merah tanpa terkecuali.
9. Musimnya film komedi keluarga
Jika di Hollywood, film-film komedi keluarga banyak bermunculan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru, di datatan China justru banyak hadir di saat perayaan Tahun Baru Imlek. Umumnya film-film komedi keluarga tersebut merupakan film-film produksi Hong Kong yang banyak mengangkat kisah mengenai percampuran budaya moderen dan tradisonal mandarin. Adapun film keluarga yang banyak diperbincangkan oleh masyarakat di China adalah film berjudul Hello Babies yang telah rilis sejak tanggal 28 Januari kemarin.
10. Pantangan berbelanja mulai ditinggalkan
Entah terkait dengan fakta bahwa China semakin kaya dalam dua dekade belakangan, masyarakat di sana saat ini mulai tidak peduli dengan pantangan  untuk berbelanja selama perayaan Tahun Baru Imlek.
Justru beberapa tahun belakangan banyak digelar program diskon besar-besaran di berbagai kota di di China dalam menyambut perayaan terbesar dalam budaya Tionghoa tersebut. Bukan hanya toko dan pusat perbelanjaan yang berebut menawarkan diskon besar-besaran, para pedagang kaki lima pun banyak bermunculan menawarkan barang-barang dengan harga murah meriah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar